• Praesent sapien velit

    Maecenas imperdiet, ligula et mattis feugiat, elit felis fringilla purus, eu pretium quam justo ac orci. Nunc congue, enim sit amet dignissim malesuada, metus purus aliquet nibh, non euismod urna urna ac libero. Aenean congue enim fringilla elit vulputate ut ornare massa aliquam. Mauris pellentesque odio et justo vehicula ullamcorper. Aliquam laoreet placerat massa vel [...]

  • Aenean velit risus, venenatis sed pellentesque ege

    Ut sit amet odio erat, ut rhoncus libero. Maecenas vestibulum dui et urna fringilla pulvinar at ornare nibh. Nam et scelerisque lorem. Class aptent taciti sociosqu ad litora torquent per conubia nostra, per inceptos himenaeos. Nam quis neque et elit congue luctus. Sed ultrices tellus at dui pellentesque vulputate? Phasellus molestie tincidunt convallis. Nullam turpis [...]

  • Suspendisse pellentesque, enim id consequat luctus

    Donec a imperdiet metus. Nunc id consectetur velit. Vestibulum et urna neque, eget tempus libero. Suspendisse ac neque eu nisi viverra blandit? Sed in urna at purus cursus adipiscing. Maecenas ac nibh odio, quis dictum dolor. Maecenas id velit eu velit tempor dapibus sed non tellus. Nulla quis nisi a turpis auctor volutpat. In mollis [...]

Jumat, 01 Februari 2013

Setup OpenVPN Server dengan Ubuntu

Sebelumnya saya sudah pernah setup VPN (Vritual Private Network) dengan protokol pptpd pada ubuntu, kali ini saya mau share dengan openvpn. Salah satu teknologi VPN yang sangat populer. Cara installnya gampang-gampang susah, tapi asal ada kemauan pasti bisa ;) Dalam tulisan kali ini untuk OpenVPN dites menggunakan client windows. Oke, pertama tama kita urus dulu servernya yang akan menjadi OpenVPN server.


Langkah pertama kita install paket openvpn (saya asumsikan repository sudah terkonfigurasi)


[spoiler intro="Command" title="Instalasi OpenVPN"]



[plain]
sudo apt-get update
sudo apt-get install openvpn
[/plain]

[/spoiler]

tunggu sampai proses installasi selesai, kemudian kita buat private key dan public key pada server. OpenVPN bekerja melalui ssl jadi kita menggunakan metode ssl certificate.


[spoiler intro="Command" title="SSL Configuration"]



[plain]
cd /etc/openvpn
sudo su
cp -r /usr/share/doc/openvpn/examples/easy-rsa/2.0 ./easy-rsa
nano /etc/openvpn/easy-rsa/vars
[/plain]

[/spoiler]

Lakukan editing dan sesuaikan baris-baris berikut dengan kondisi server anda, negara, provinsi, kota dll.


[spoiler intro="Editing" title="SSL Configuration"]



[plain]
export KEY_COUNTRY="ID"
export KEY_PROVINCE="JABAR"
export KEY_CITY="BANDUNG"
export KEY_ORG="PT Angin Ribut"
export KEY_EMAIL="admin@anginribut.com"
[/plain]

[/spoiler]

Setelah dikonfigurasi, simpan dan keluar dari file tersebut. Selanjutnya kita generate SSL Certificate nya:


[spoiler intro="Command" title="SSL Certificate"]



[plain]
cd /etc/openvpn/easy-rsa/
source vars
./clean-all
./build-ca
./build-key-server myservername
./build-dh
cd keys/
cp myservername.crt myservername.key ca.crt dh1024.pem /etc/openvpn/
[/plain]

[/spoiler]

Jika muncul wizzard di ikuti saja dan di sesuaikan dengan keinginan. Sampai disini konfigurasi untuk server selesai, selanjutnya kita akan coba bikin certificate untuk client pertama (client2 berikutnya cara nya sama):


[spoiler intro="Command" title="SSL Client Certificate"]



[plain]
cd /etc/openvpn/easy-rsa/
source vars
./build-key client1
[/plain]

[/spoiler]

Hasil dari perintah diatas akan membuat file certificate yang akan di distribusikan ke client. Client akan menggunakan certificate ini untuk melakukan koneksi. Copy file berikut untuk client


[spoiler intro="List" title="Client Certificate"]



[plain]
/etc/openvpn/ca.crt
/etc/openvpn/easy-rsa/keys/client1.crt
/etc/openvpn/easy-rsa/keys/client1.key
[/plain]

[/spoiler]

Selanjutnya, masih di server kita akan membuat file konfigurasi untuk openvpn


[spoiler intro="Command" title="OpenVPN Configuration"]



[plain]
nano /etc/openvpn/server.conf
[/plain]

[/spoiler]

Isikan dengan baris berikut, sesuaikan IP dan DNS sesuai dengan jaringan anda


[spoiler intro="Editing" title="OpenVPN Configuration"]



[plain]
dev tun
proto udp
port 1194
ca /etc/openvpn/ca.crt
cert /etc/openvpn/server.crt
key /etc/openvpn/server.key
dh /etc/openvpn/dh1024.pem
user nobody
group nogroup
server 10.8.0.0 255.255.255.0
persist-key
persist-tun
status /var/log/openvpn-status.log
verb 3
client-to-client
push "redirect-gateway def1 bypass-dhcp"
#set the dns servers
push “dhcp-option DNS 8.8.8.8″
push “dhcp-option DNS 8.8.4.4″
log-append /var/log/openvpn
comp-lzo
[/plain]

[/spoiler]

Agar client dapat melakukan routing, maka tambahkan perintah berikut.


[spoiler intro="Command" title="Routing/Firewall"]



[plain]
echo 'net.ipv4.ip_forward=1' >> /etc/sysctl.conf
sysctl -p
iptables -A FORWARD -i eth0 -o tun0 -m state --state ESTABLISHED,RELATED -j ACCEPT
iptables -A FORWARD -s 10.0.0.0/8 -o eth0 -j ACCEPT
iptables -t nat -A POSTROUTING -s 10.0.0.0/8 ! -d 10.0.0.0/8 -o eth0 -j MASQUERADE
[/plain]

[/spoiler]

Terakhir kita start service openvpn nya dengan perintah


[spoiler intro="Command" title="Start OpenVPN"]



[plain]
sudo /etc/init.d/openvpn start
[/plain]

[/spoiler]

Selesai untuk server, untuk client agar bisa terkoneksi kita gunakan file certificate tadi dan buat sebuah file konfigurasi yang berisi


[spoiler intro="Editing" title="Client Configuration"]



[plain]
dev tun
client
proto udp
remote YOUR.VPS.IP 1194
resolv-retry infinite
nobind
persist-key
persist-tun
ca ca.crt
cert client1.crt
key client1.key
comp-lzo
verb 3
[/plain]

[/spoiler]

pada openvpn client for windows, file config ini bisa dibuat dengan nama.ovpn dan ditempatkan satu folder dengan file certificate untuk client tadi. Tinggal lakukan koneksi dan selamat menikmati VPN baru ;) Semoga bermanfaat :)

Kamis, 31 Januari 2013

Cluster Shared Storage dengan NBD (ubuntu)

Oke sebelum di mulai saya akan jelaskan dulu apa itu cluster shared storage. Cluster sendiri adalah sebuah sistem jaringan yang terdiri dari beberapa komputer yang bekerjasama sehingga terlihat sebagai satu komputer tunggal yang powerfull oleh client. Nah kali ini yang akan di cluster adalah storage (disk space) yang nantinya akan di share. Jadi skema nya kita akan menggabungkan hardisk beberapa komputer menjadi satu dan di share ke client sebagai media penyimpanan di jaringan.


Sebenarnya ada banyak cara untuk membuat cluster shared storage, misalnya moosefs, glusterfs dll. Kali ini saya menggunakan NBD (Network Block Device) yang bisa melakukan share block device lewat jaringan, sehingga bisa di mount oleh client dan digabungkan menggunakan raid. Oke kali ini saya akan menggunakan ubuntu server sebagai os nya (12.04) di install di 3 komputer, 2 chunk server (yang akan di share storage nya) dan 1 master server untuk mount dan menggabungkan storage nya. Saya punya beberapa asumsi sebelum memulai nya :




  1. Installasi ubuntu server dianggap sudah bisa (tidak dijelaskan)

  2. Terkoneksi dengan repository ubuntu dan sudah dikonfigurasi

  3. Pengalamatan jaringan dan setting koneksi antar 3 server sudah bisa

  4. Cara shared menggunakan Samba/NFS/CIFS dianggap sudah bisa


Skema jaringan yang saya buat adalah: Chunk1:192.168.56.101 , Chunk2:192.168.56.102, Master:192.168.56.100 , silahkan sesuaikan dengan desain masing2. Oke skarang kita mulai, pertama-tama setting chunk1 dan chunk2. Keduanya berfungsi sebagai nbd-server yang akan melakukan shared device (hdd) nya. Setup dan konfigurasi keduanya sama, hanya sesuaikan saja IP dan partisi yang akan di share nya.


[spoiler intro="Chunk" title="Installasi Paket"]

[plain]
sudo apt-get update
sudo apt-get install nbd-server nmap
[/plain]

[/spoiler]

Tunggu sampai selesai, kemudian siapkan block device yang akan di share. Disini saya akan jelaskan dua kondisi, jika pada saat installasi ubuntu server sudah di siapkan sebuah partisi untuk di share, maka kita bisa share langsung partisi tersebut. Misalkan struktur partisi saat installasi /dev/sda1 = / , /dev/sda2 = /home , /dev/sda5 = (partisi yang akan di share) maka :

[spoiler  intro="Chunk" title="Share Block Partisi"]

[plain]
sudo mkfs.ext3 /dev/sda5
[/plain]

[/spoiler]

tetapi jika tidak ada persiapan partisi, kita bisa membuat sebuah empty file dengan ukuran yang bisa kita tentukan, caranya:

[spoiler intro="Chunk" title="Share Block File"]

[plain]
sudo mkdir /export
cd /export
sudo dd if=/dev/zero of=export count=10240 bs=10240
[/plain]

[/spoiler]

perintah diatas akan membuat sebuah file bernama export di folder /export dengan ukuran 100MB. tinggal sesuaikan byte 10240 nya dengan ukuran yang di inginkan. Oke skarang sudah punya file yang akan di share nya, /dev/sda5 atau /export/export. Selanjutnya buat konfigurasi nbd-server nya


[spoiler intro="Chunk" title="Konfigurasi NBD"]



[plain]
sudo nano /etc/nbd-server/config
[/plain]

[/spoiler]

Tambahkan baris berikut, isinya path block device  yang akan di share dan port nya


[spoiler intro="Chunk" title="Isi File Konfigurasi"]



[plain]
oldstyle = 1
[export]
exportname = /export/export
port = 9000
[/plain]

[/spoiler]

Sesuaikan port dengan keinginan dan path nya sesuaikan apakah /dev/sda5 atau /export/export. Untuk melakukan share nbd-server nya gunakan perintah berikut:


[spoiler intro="Chunk" title="Start NBD"]



[plain]
sudo killall nbd-server
sudo nbd-server -c /etc/nbd-server/config
[/plain]

[/spoiler]

Nah, sampai disini sisi Chunk server sudah selesai, untuk memastikan bahwa share kita sudah berhasil gunakan perintah nmap.


[spoiler intro="Chunk" title="Nmap"]



[plain]
nmap localhost
[/plain]

[/spoiler]

Lihat pada outpunya, apakah port 9000 sudah terbuka(ada), jika ada berarti block device kita sudah di shared. Kita beralih ke master server, dengan asumsi yang sama (ubuntu server sudah terinstall dan sudah terkonfigurasi repository):


[spoiler intro="Master" title="Instalasi Paket"]



[plain]
sudo apt-get update
sudo apt-get install nbd-client mdadm
sudo reboot
[/plain]

[/spoiler]

Master harus direboot supaya module mdadm dan nbd-client terload. setelah reboot login kembali dan kita lakukan mounting block device yang sudah di share oleh chunk.

[spoiler intro="Master" title="Mount NBD"]

[plain]
nbd-client 192.168.56.101 9000 /dev/nbd0
nbd-client 192.168.56.102 9000 /dev/nbd1
[/plain]

[/spoiler]

Lakukan penggabungan antara chunk1 dan chunk2 dan buat satu device baru dengan perintah berikut. Saya menggunakan level=0 artinya kedua block device diatas digabungkan dengan skema RAID0 (stripe).


[spoiler intro="Master" title="Stripe NBD"]



[plain]
mdadm --create --verbose /dev/md0 --level=0 --raid-device=2 /dev/nbd0 /dev/nbd1
[/plain]

[/spoiler]

Perintah diatas aritnya kita membuat sebuah device baru /dev/md0 yang merupakan gabungan dari /dev/nbd0 dan /dev/nbd1. Sekarang kita format dan lakukan mounting.


[spoiler intro="Master" title="Format and Mount"]



[plain]
mkfs.ext3 /dev/md0
mkdir /mnt/shared
mount /dev/md0 /mnt/shared
[/plain]

[/spoiler]

Selesai, dari dua server (chunk1 dan chunk2) storage nya di gabung di Master dan di mount pada satu folder. Folder /mnt/shared yang merupakan gabungan tersebut bisa di share menggunakan Samba/NFS/CIFS/AFS dan client bisa melakukan penyimpanan file pada Cluster Shared Storage tersebut. ;) Ini akan sangat bermanfaat jika kita memiliki komputer-bekas dan digabungkan semua hardisknya menjadi satu media penyimpanan yang besar. Selamat mencoba, semangat.. \m/

Rabu, 30 Januari 2013

Mount NFS pada Ubuntu

NFS merupakan salah satu protokol untuk share storage pada linux, tugasnya sama seperti samba dan windows share (CIFS). Nah agar user bisa menggunakan NFS yang sudah di share, user harus melakukan mounting terhadap NFS tersebut. Kasusnya kali ini saya menggunakan variant ubuntu/mint. Asumsi saya: repository ubuntu/mint sudah terkonfigurasi dengan benar. Berikut langkah langkahnya:

[spoiler intro="Command" title="Install Paket"]

[plain]
sudo apt-get update
sudo apt-get instal nfs-common
[/plain]

[/spoiler]

Tunggu samapai selesai, kemudian ketik perintah berikut untuk melihat direktori yang di share:

[spoiler intro="Command" title="List Shared"]

[plain]
showmount -e 192.168.56.101
[/plain]

[/spoiler]
Dimana 192.168.56.101 adalah server yang melakukan share direktori, outputnya kira kira sperti ini:

[spoiler intro="Output" title="List Shared"]

[plain]
Export list for 192.168.56.101:
/Public
/Multimedia
/Download
[/plain]

[/spoiler]

Setelah mengetahui folder mana yang akan di mount, perintah selanjutnya untuk melakukan mount adalah [spoiler intro="Command" title="Mount NFS"]

[plain]
sudo mkdir /nfs
sudo mount -o soft,intr,rsize=8192,wsize=8192 192.168.56.101:/Download /nfs
df -h
[/plain]

[/spoiler]

Maka outpunya seperti berikut

[spoiler intro="Output" title="Hasil Mount"]

[plain]
/dev/sda5              477G    25G   428G   6% /
none                   4.2G   398k   4.2G   1% /dev
none                   4.2G   377k   4.2G   1% /dev/shm
none                   4.2G   230k   4.2G   1% /var/run
none                   4.2G      0   4.2G   0% /var/lock
none                   4.2G      0   4.2G   0% /lib/init/rw
192.168.56.101:/Download    491G   208M   491G   1% /nfs
[/plain]

[/spoiler]

Maka NFS yang di share nya sudah di mount di /nfs untuk mengakses direktori nya bisa menggunakan nautilus atau terminal. :D

Setting Modem Esia Max D

Saya punya modem bundle esia max-d dengan chipset qualcomm. Modem satu ini berbeda dengan yang lain, karena tidak bisa di eject  langsung (sudah coba di ubuntu dan linux mint). Untuk menggunakan modem ini settingnya menggunakan usb_modeswitch, tapi ada syaratnya. Modem ini harus dipasang dulu ke port USB sebelum komputer/laptop ubuntu kita dinyalakan.


Untuk usb_modeswitch pada ubuntu dan linux mint sudah ada secara default, jadi tidak perlu menginstall paket lagi. Berikut langkah langkahnya:

[spoiler intro="Command" title="List USB Device"]



[plain]
lsusb
[/plain]

[/spoiler]

Hasilnya kira kira seperti ini :

[spoiler intro="Output" title="List USB Device"]



[plain highlight="4"]
Bus 001 Device 002: ID 8087:0024 Intel Corp. Integrated Rate Matching Hub
Bus 002 Device 002: ID 8087:0024 Intel Corp. Integrated Rate Matching Hub
Bus 003 Device 005: ID 1bcf:053a Sunplus Innovation Technology Inc. Targa Silvercrest OMC807-C optische Funkmaus
Bus 003 Device 006: ID 05c6:1000 Qualcomm, Inc. Mass Storage Device
Bus 001 Device 001: ID 1d6b:0002 Linux Foundation 2.0 root hub
Bus 002 Device 001: ID 1d6b:0002 Linux Foundation 2.0 root hub
Bus 003 Device 001: ID 1d6b:0002 Linux Foundation 2.0 root hub
Bus 004 Device 001: ID 1d6b:0003 Linux Foundation 3.0 root hub
Bus 001 Device 004: ID 13d3:5165 IMC Networks
[/plain]

[/spoiler]

Perhatikan ID USB modem kita 05c6:1000 lalu buat file konfigurasi untuk usb_modeswitch


[spoiler intro="Command" title="Create/Edit Config File"]



[plain]
nano /etc/usb_modeswithch.d/05c6_1000
[/plain]

[/spoiler]

Isikan dengan baris berikut :


[spoiler inro="Edit" title="Config File"]



[plain]
########################################################
# Esia Max-D
#
# Test string: uMa=SSE

DefaultVendor= 0x05c6
DefaultProduct=0x1000

TargetVendor=  0x05c6
TargetProduct= 0x6000

MessageContent="55534243105c838a000000000000061e000000010000000000000000000000"
CheckSuccess=1
[/plain]

[/spoiler]

Langkah Terakhir kita ganti mode mode usb modem kita dari storage jadi dialer modem


[spoiler intro="Command" title="USB Modeswitch"]



[plain]
usb_modeswtich -W -c /etc/usb_modeswitch.d/05c6_1000
[/plain]

[/spoiler]

Lihat kembali list usb device dan outputnya seharusnya sudah tidak ada usb storage lagi


[spoiler intro="Output" title="List USB Device"]



[plain highlight="4"]
Bus 001 Device 002: ID 8087:0024 Intel Corp. Integrated Rate Matching Hub
Bus 002 Device 002: ID 8087:0024 Intel Corp. Integrated Rate Matching Hub
Bus 003 Device 005: ID 1bcf:053a Sunplus Innovation Technology Inc. Targa Silvercrest OMC807-C optische Funkmaus
Bus 003 Device 006: ID 05c6:1000 Qualcomm, Inc. Siemens SG75
Bus 001 Device 001: ID 1d6b:0002 Linux Foundation 2.0 root hub
Bus 002 Device 001: ID 1d6b:0002 Linux Foundation 2.0 root hub
Bus 003 Device 001: ID 1d6b:0002 Linux Foundation 2.0 root hub
Bus 004 Device 001: ID 1d6b:0003 Linux Foundation 3.0 root hub
Bus 001 Device 004: ID 13d3:5165 IMC Networks
[/plain]

[/spoiler]

Kalau sudah begini modem sudah terdeteksi dan bisa lakukan koneksi dengan menggunakan wvdial atau modem-manager / network connection yang ada pada ubuntu/mint. :) Ga ada koneksi internet? Mati gaya dong.. :p

Senin, 28 Januari 2013

Disable Touchpad di Ubuntu (Tombol Fn Tidak Berfungsi)

Mungkin bagi beberapa orang disable touchpad tidak begitu penting, tapi buat saya itu penting karena sebagian besar pemakaian laptop saya menggunakan mouse bukan touchpad. Disamping itu kalau touchpad enable, pada saat kita mengetik maka tangan kita bisa saja menyentuh touchpad tanpa sengaja dan membuat pointer bergeser entah kemana. Oke kasusnya ketika pada laptop tombol Fn tidak berfungsi sehingga tidak bisa disable touchpad lewat keyboard (issue driver). Cara disablenya sebagai berikut:


Lihat semua pointing device yang ada di laptop dengan perintah:


[spoiler Intro="Command" title="List Pointer"]



[plain]
xinput list
[/plain]

[/spoiler]

Maka akan keluar output list semua pointer, cari touchpad dan lihat id nya


[spoiler intro="Output" title="List Pointer"]



[plain highlight="4"]
⎡ Virtual core pointer                        id=2    [master pointer  (3)]
⎜   ↳ Virtual core XTEST pointer              id=4    [slave  pointer  (2)]
⎜   ↳ 2.4GHz 2way RF Receiver                 id=10    [slave  pointer  (2)]
⎜   ↳ ETPS/2 Elantech Touchpad                id=14    [slave  pointer  (2)]
⎣ Virtual core keyboard                       id=3    [master keyboard (2)]
↳ Virtual core XTEST keyboard                 id=5    [slave  keyboard (3)]
↳ Power Button                                id=6    [slave  keyboard (3)]
↳ Video Bus                                   id=7    [slave  keyboard (3)]
↳ Video Bus                                   id=8    [slave  keyboard (3)]
↳ Sleep Button                                id=9    [slave  keyboard (3)]
↳ USB Camera                                  id=11    [slave  keyboard (3)]
↳ Asus WMI hotkeys                            id=12    [slave  keyboard (3)]
↳ AT Translated Set 2 keyboard                id=13    [slave  keyboard (3)]
[/plain]

[/spoiler]

Seperti kita lihat diatas, Touchpad ada pada id nomor 14. Maka untuk disable pointer tersebut, ketik perintah:


[spoiler intro="Command" title="Disable Pointer"]



[plain]
xinput set-prop 14 "Device Enabled" 0
[/plain]

[/spoiler]

Sekarang pointer touchpad sudah disable. jika ingin di enable lagi tinggal ganti 0 menjadi 1 ;)

Jumat, 25 Januari 2013

Sistem Diskless dengan LTSP Ubuntu

Salam semuanya sudah beberapa bulan saya tinggalkan blog karena kesibukan dan kegalauan, kali ini saya mau share tentang LTSP (Linux Terminal Server Project). LTSP digunkan untuk membuat sebuah sistem komputer tanpa hardisk dengan load sistem operasi dari server. Jauh sebelum ini saya sudah pernah membuat sistem LTSP dengan teman saya yang mengmbil topik skripsi ini (ardi) sekitar tahun 2009, dan saya sudah punya dua post di blog ini tentang LTSP (silahkan search aja). Nah kali ini bedanya menggunakan platform ubuntu terbaru 12.10 dan lebih lengkap.


Saya kembali penasaran dan ngoprek LTSP karena ada Tugas Akhir mahasiswa bimbingan saya yang mengangkat LTSP dengan integrasi ke sistem lain.Oke langsung aja yan biar ga panjang mukadimahnya, kali ini saya menggunakan ubuntu desktop (bukan versi server) karena versi server khsusnya LTS bisa langsung install LTSP pada saat installasi OS. Asusmsi nya sebagai berikut:




  1. Networking sudah di desain (switch, kabel dll)

  2. Client tanpa hardisk dapat boot dengan Ethernet (LAN)

  3. Installasi Ubuntu yang akan dijadikan server LTSP sudah ada

  4. Server terkoneksi dengan internet dan apt source sudah terkonfigurasi untuk install paket.


Kalau sudah siap, pasang headset dan buka amarok/audacious (putar lagu biar semangat). Hal pertama yang dilakukan adalah install paket LTSP dan dependency yang diperlukan:

[spoiler intro="Command" title="Installasi Paket"]

[plain]
sudo apt-get update
sudo apt-get instal dnsmasq ltsp-server-standalone ltsp-client ldm-ubuntu-theme
[/plain]

[/spoiler]

Tunggu sampai installasi selesai, kalau internet nya lembat bisa sambil minum kopi. :D kalau sudah beres tahap selanjutnya adalah membuat konfigurasi dnsmasq yang akan kita pakai sebagai dhcp-server dan tftpboot. Sebenarnya kita bisa pakai dua paket (dnsmasq / isc-dhcp-server) boleh yang mana aja, tapi kali ini saya jelaskan yang menggunakan dnsmasq aja karena lebih ringan.


[spoiler intro="Command" title="Konfigurasi DNSmasq"]



[plain]
ltsp-config dnsmasq
echo 'IPAPPEND=3' >> /etc/ltsp/update-kernels.conf
/usr/share/ltsp/update-kernels
[/plain]

[/spoiler]

Oke, kalau sudah konfigurasi cek file nya di /etc/dnsmasq.conf . Pastikan ada baris berikut, kalau belum ada tambahkan saja di paling bawah.

[spoiler intro="Editing" title="Isi Konfigurasi DNSmasq"]

[plain]
dhcp-range=192.168.1.101,192.168.1.150,255.255.255.0,24h
dhcp-host=00:e0:61:0a:49:90,banana,192.168.1.51
dhcp-authoritative
enable-tftp
tftp-root=/var/lib/tftpboot/ltsp/i386
dhcp-boot=pxelinux.0
[/plain]

[/spoiler]

Di file diatas disesuaikan networknya dengan network server, karena server ltsp ini akan berfungsi sebagai DHCP. Selanjutnya kita akan membuat image yang akan di load ke client. Image ini nanti adalah os virtual yang akan tampil pada client dan berbeda dengan os yang ada di sistem server LTSP.


[spoiler intro="Command" title="Image Client"]



[plain]
ltsp-update-image --cleanup /
[/plain]

[/spoiler]

Terakhir adalah membuat konfigurasi LTS (lts.conf). File ini adalah konfigurasi yang akan dipakai oleh tiap client. Perintahnya sebagai berikut:


[spoiler intro="Comand" title="LTS"]



[plain]
ltsp-config lts.conf
nano /var/lib/tftpboot/ltsp/i386/lts.conf
[/plain]

[/spoiler]

Untuk konfigurasi DNS, tambahkan baris berikut di file tersebut:


[spoiler intro="Editing" title="LTS"]



[plain]
DNS_SERVER="8.8.8.8 208.67.222.222"
[/plain]

[/spoiler]

Konfigurasi selesai, tinggal restart dnsmasq dengan perintah sudo /etc/init.d/dnsmasq restart. Lalu ujicoba boot client dengan menggunakan ehternet (boot from LAN). Selamat mencoba :) \m/

Sabtu, 22 Desember 2012

Salam Perpisahan Untuk Sahabat Minang

Bandung, ya kota itu adalah tempat saya kuliah s1,s2 dan kerja selama total kurang lebih 7 tahun. Kota yang nyaman dan penuh dengan orang-orang yang ramah. Kisah kuliah saya tidak rumit, bahkan bisa dibilang lancar karena saya selesai s1 3,5 tahun dan langsung s2 1,5 tahun. Tapi masa masa rumit saya alami ketika saya mencari pekerjaan tetap. Sejak awal s1 memang tidak pernah terpikir oleh saya untuk kerja disana, tapi karena ada peluang untuk menjadi dosen di tempat saya kuliah dengan sayarat yang mengharuskan s2 saya lanjut kuliah s2. Ternyata tidak semua planning kita berjalan lancar, sehingga saya harus pindah dari kota Bandung dan kembali ke Riau.


713582 8RYa, skip cerita tentang itu. Bandung adalah kota perantauan kedua saya setelah saya SMA di pekan baru yang harus berada dalam lingkungan Asrama dan jauh dari keluarga. Oke, Pekanbaru-Dumai tidak terlalu jauh, hanya 4 jam perjalanan. Tapi ketika saya di bandung terasa sekali sangat jauh. Awal pertama kuliah, saya masih ada kakak yang kuliah di bandung tapi setelah kakak saya lulus, maka saya tidak ada lagi keluarga disini.


Lantas sahabat2 inilah keluarga saya (kiri). Ternyata banyak mahasiswa asal sumbar yang satu jurusan dengan saya, kami menjadi sangat akrab dan sudah saya anggap seperti keluarga saya sendiri. Tapi satu perstau meninggalkan bandung karena sudah lulus dan kembali ke sumbar untuk bekerja, saya masih stuck di bandung dengan kuliah s2 saya. Sukses selalu teman-teman..!!




[caption id="attachment_1981" align="alignright" width="150"]PRH Crew Foto tidak mewakili semua member[/caption]

Sejak saya s2, saya kebanyakan bergaul dengan adik-adik tingkat, ya wajarlah ya teman seangkatan udah pada kabur semua. Masih dengan mahasiswa asal minang (karena kebetulan di kami punya perkumpulan mahasiswa minang http://fosmi.or.id/) saya ketemu dengan orang-orang hebat yang merintis usaha lewat Program Mahasiswa Wirausaha. Dan kantor merekalah (Prima Riau Holiday Gerlong) yang saya jadikan tempat melepas lelah, curhat, bercanda, bermain bersama dan berbagi suka duka.


Adik-adik ini sudah seperti keluarga saya, selalu ada dan mau mendengarkan cerita-cerita disaat saya kesusahan menghadapi kuliah, thesis, dan masalah-masalah pekerjaan. Mereka sangat peduli dengan saya, mau menghibur dan bahkan membuat acara khusus untuk perpisahan saya (*terharu*). Saya pun senang melihat mereka satu persatu sukses dalam karir dan usaha mereka.


Saya punya pesan buat teman teman sekalian (mudah-mudahan kalian membaca nya) :


[spoiler intro="Pesan" title="MinangSquad & PRHCrew"]




  • Ardi & Uni Cici : halo MS, kita udah lama ga ketemu, maaf ga bisa datang ke acara nikahan kalian. Semoga cepat dapat momongan.

  • Zesty : Ty, dari dulu ga kebayang kalao ty jadi guru, mudah2an jadi guru yg baik. Nikahlah cepat, tunggu apa lagi.. wkwkwk.. :))

  • Ike : sejak di bandung belum pernah ketemu lagi, kapan2 kita kumpul lagi semua yu

  • Harry: Poci, sukses di jakarta. Mudah mudahan jadi direktur bank indonesia, amiin.. :D



  • Rengga & Ega : Semangat & jangan mudah menyerah. Semuanya pasti bisa diselesaikan :)

  • El : I wish you luck for your overseas scholarship.. Just dont Give Up..!!

  • Vera : Pengajar indonesia muda, salut lah.. Balik ya vhe, jangan jadi orang papua :))

  • Lia : Jangan galau juga lagi.. kerjakan skripsi.. :p

  • Nia : Semangat S2 nya, pasti bisa ;)

  • Akak dan Icun : Semangat di serpong, kita ga jadi kumpul disana :D

  • Bude : bude jadi guru bhs inggris aja, ga usah guru komputer :))

  • Ririn : kita jadi konco di sini ya.. hehehe.. cuma abg blm bisa kemana2.. ga ada kndaraan.. :-<


[/spoiler]

Terimakasih teman-teman atas bantuannya selama ini, terimakasih udah menjadi keluarga saya. Sukses untuk kita semua..!!! \m/