Supernet biasanya menggabungkan sub-network/network pada kelas C bukan kelas A dan B. kenapa?? karena range address pada kelas A dan B sudah cukup besar. Untuk mendesain supernet ada beberapak kondisi yang harus dipenuhi terlebih dahulu, antara lain :
- Jumlah block network kecil yang ingin kita buat supernet (digabungkan) harus perpangkatan dua. misalnya 2, 4, 8, 16, 32 dst. jadi kita tidak bisa membuat supernet kalau hanya memiliki 3 network. :)
- Block address yang akan kita bikin supernet harus berurutan, tidak loncat loncat. misalnya : 192.168.32.0 , 192.168.33.0 , 192.168.34.0 , 192.168.35.0 (berurutan mulai dari 32, 33, 34, 35 tidak boleh lompat lompat 32, 34, 36, 36).
- Byte ke tiga dari alamat pertamanya harus habis di bagi jumlah blok nya. lihat contoh diatas, alamt pertamanya adalah 192.168.32.0 --> byte ke tiga nya adalah 32. nah kita mau buat supernet dari 4 blok (32, 33, 34, 35) jadi 32 harus habis dibagi dengan 4.
kalau subnet memiliki SUBNET MASK, supernet juga memiliki SUPERNET MASK. kalau subnet menambahkan bit satu ke kanan, supenet mengurangi bit 1 ke kiri pada default MASK. berikut comparison nya :
Contoh :
Berapakah SUPERNET MASK apabila sebuah supernet digunakan untuk menampung 16 blok kelas c ?
Ingat bahwa pada mask, jumlah biner 0 menyatakan jumlah host (range address) sedangkan jumlah perbedaan biner 1 pada default mask menyatakan banyaknya network/subnet. untuk menampung 16 = 2^4. artinya bit satu kita kurangi ke kiri sebanyak 4.
11111111 11111111 11111111 0000000 <-- default mask
11111111 11111111 11110000 00000000 <-- supernet mask
kita lihat disana kita mengurangi bit 1 ke kiri sebanyak 4. maka hasilnya supernet mask nya adalah 255.255.240.0
kita lihat disana jumlah bit 0 menjadi bertambah sebanyak 12. maka hasilnya jaringan yang semula range nya 2^8 menjadi lebih besar dengan 2^12.
selamat belajar.. ;)
4 komentar: